Rabu, 23 Mei 2012

Shore



Perkembangan musik jamaika memang sudah merambah ke seluruh dunia. Tak hanya reggae saja, tapi ada juga ska, rocksteady, dub dan masih banyak lainnya. Salah satu band yang mencoba memadukan musik jamaika adalah band asal jakarta, Shore. Band yang dibentuk pada tahun 2004 ini bahkan terkenal sebagai band yang memainkan “Nu School Jamaican Sound”, seperti nama album perdana mereka.
Band yang namanya diambil dari kata dalam bahasa Inggris yang berarti pesisir ini, memang unik bila dibandingkan dengan band yang mengusung genre reggae atau musik jamaika lainnya. Pada awalnya, musik mereka banyak terpengaruh oleh No Doubt dan 311.  Akhirnya berkembang dengan mendengarkan karya-karya dari Matisyahu, Easy Star All-Stars, King Tubby serta mulai mendengarkan musik jamaika 60-an semacam Alton Ellis, The Wailers, Marcia Griffits, Phyliss Dillon dan banyak sekali album keluaran Trojan Record.
Band ini sekarang memiliki formasi personil: Ega Bagong (vokal), MC Rifky (emcees, toastin’), Firman (gitar), Heru (gitar), Oeng (bass),
Bedoel (synth, bubling organ) dan Christo (drum). Mereka ingin musik yang mereka mainkan, menjadi soundtrack yang didengarkan bersama di pinggir pantai bersama teman-teman sambil menunggu matahari terbit. Sebuah ilustrasi yang menggambarkan hasrat mereka dalam berkarya.
Bicara karya, pada tahun 2008 mereka mengeluarkan album perdana yang bertajuk “Nu School Jamaican Sound” dengan hits yang tenar seperti Untukmu, Behind The J dan banyak lagu lainnya tentunya. Pada tahun 2010, mereka mencantumkan lagu “Let Me Go” ke dalam sebuah album kompilasi, (Return Of The Rootbois). Dan album kedua mereka masih dalam tahap penyelesaian, dimana mereka berharap pada tahun ini bisa terilis.
Menurut mereka, “Jamaican Sound” memiliki dunia sendiri dimana pola atau teori musik pop dan rock dibalik oleh musik ini. Dimana mereka menyebutnya “offbeat music”. Jamaican Sound, menurut mereka, menawarkan perspektif baru bagi kita kita yg sebelumnya tidak pernah bermain musik ini. Sebagai pelaku di dunia musik ini, mereka berharap musik jamaika yg ada di tanah air menjadi beragam, menjadi kaya warna, dan yg paling penting menjadi diri sendiri.
Mereka juga mengajak agar musisi-musisi seperjuangan mau terbuka, seperti orang bijak pernah berkata : pikiran itu seperti parasut, cuma bekerja kalau terbuka. Shore mengingatkan bahwa musik jamaika sangat luas, jangan hanya terpatok pada yg biasa didengar oleh kebanyakan orang. Menurut mereka, ada begitu banyak artis, band dan produser yg bisa menjadi pengaruh dalam bermusik. Dengan memperkaya referensi lagu, maka otomatis musik yang dimainkan akan menjadi kaya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar